Ada Apa? Sejumlah Ormas Sambangi Markas Batalyon 120

137

MAKASSAR, BidikNews.com - Sejumlah Ormas sambangi Markas B120 di Jalan Korban 40.000 Jiwa di Makassar. Kegiatan ini diinisiasi Sibali Center Indonesia (SCI) di ikuti Garda Bela Negara Nasional (GBNN) Sul-sel, dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Sul-Sel dalam rangka menjalin silaturahim dan memberikan edukasi Hukum.

Pendiri dan ketua lembaga sosial dan edukasi Hukum SCI, Sibali,S.E.,S.H menginisiasi kegiatan ini sebagai sikap kepedulian dan menyikapi stigmatisasi negatif pada organisasi wadah kepemudaan B120.

Menurutnya, B120 di makassar adalah organisasi kepemudaan yang memiliki nilai sosial yang harus dijaga sebagai bentukan yang inovatif dalam rangka sebagai wadah pembinaan yang berpotensi mengatasi masalah- masalah kesenjangan di tengah masyarakat terkhusus peningkatan kualitas kepemudaan di masyarakat.

Advertise

"Tujuan saya datang kesini untuk silaturahim, mempererat hubungan saling membantu yang nantinya kami berikan edukasi hukum, sekaligus mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi pada B120". Ungkap Sibali, Minggu 30 April 2023

Olehnya itu, Apa yang beredar di masyarakat merupakan bukan stigma negatif, bagi saya B120 luar biasa, membuat makassar aman sesuai dengan visi dan misi serta klarifikasi untuk stigmatisasi yang disebutkan sebelumnya ".

Ketua Dewan Komando B120 Faisal Sahabuddin menjelaskan dalam diskusi terbuka bahwa isu yang beredar di masyarakat merupakan stigmatisasi negatif, yang mana setiap tindak kriminal di Makassar akan selalu dikaitkan dengan B120.

Dia menjelaskan dan meruntunkan kejadian yang di stigmatisasi negatif pada organisasi B120,

Pertama, Penggerebekan yang dilakukan di sekretariat B120, 43 orang ditahan namun semuanya langsung di bebaskan, sebab tidak memenuhi unsur pidana. Tidak ada satupun dari puluhan anggota tersebut yang menguasai senjata tajam (Sajam).

Justru senjata tajam tersebut, di kumpulkan dalam gudang sekretariat, tujuannya untuk diserahkan ke Polrestabes Makassar yang merupakan program rutin B120 per 3 bulanan dalam rangka pembinaan dan syarat keanggotaan untuk menyita sajam dan diserahkan ke Polrestabes Makassar.

Kedua, Penyerangan di hotel maleo merupakan kejadian yang perilisannya salah pemilihan kata.

Dalam penjelasannya dia menjelaskan, Saat itu ada oknum aparat yang sedang mabuk keluar dari hotel maleo, Dimana oknum tersebut disinyalir melakukan penganiayaan kepada setiap pengguna jalan yang melintas di depan hotel tersebut.

Selanjutnya salah satu dewan komando B120 yang melintas juga mendapatkan penganiayaan. Sehingga memancing anggota B120 yang berada sekitar hotel mendatangi lokasi kejadian dan sontak terjadi perkelahian, pada saat itu anggota B120 belum mengetahui bahwa yang bersangkutan adalah anggota.

Kasus tersebut berakhir damai, setelah oknum anggota tersebut meminta maaf dan mengganti biaya pengobatan salah satu dewan komando yang juga sempat dikeroyok.

Ketiga, Malam ketika kejadian pembacokan anak pak RT di samping sekretariat oleh OTK. Karena malam itu bertepatan final piala dunia, maka di jalan masih banyak warga yang selesai nonton bareng, OTK tersebut di kejar oleh beberapa anggota B120 sambil teriak, teriakan dan pengejaran itu mengundang warga untuk ikut mengejar.

Khusus anggota B120 bernama Tejo, dia bersama dewan komando mengantar korban ke Polsek Tallo kemudian menuju rumah sakit ibnu sina untuk segera di visum namun Tejo dituding sebagai pelaku. Sampai saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa anggota B120 Tejo melakukan penyerangan.

Dan masih ada banyak stigmatisasi negatif untuk B120 dalam rangkaian tindak pidana Kriminal yang selalu akan dikaitkan pada B120 walaupun ada banyak program sosial yang telah dilakukan namun tidak diekspose media.

Faisal menuturkan, Motivasi dibentuknya B120 dicetus untuk menampik anggapan kota makassar adalah kota yang tidak aman. B120 mengkader pemuda dari berbagai kelompok, komunitas, geng-geng motor yang dahulunya kerap kali tawuran, dan diduga melakukan berbagai tindak kriminalitas di jalanan untuk disatukan dalam satu wadah pembinaan yang terorganisir.

Stigmatisasi negatif berujung pada pada berkembangnya opini publik yang menganggap B120 beranggotakan NAPI.

"Kalau Napi, Tentu mereka semua masih berada di dalam penjara. Kami sampaikan adalah mereka semua adalah mantan pelaku kriminal yang ingin berubah, dan dibina". Ungkapnya.

"Banyak segelintir orang yang berperspektif negatif tentang B120, ini membuat saya menangis karena berbicara tentang anak jalanan, geng motor eks-napi yang dibina ini luar biasa, saya katakan saya percaya terbentuknya B120 bagian dari fungi-fungsi kontrol dan sosial". Ungkap Sibali menanggapi klarifikasi Ketua Dewan Komando B120.

Laporan: Harry Kiswah