Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Diharapkan Jadi Bandara Terpadat Kedua di Indonesia

18

BIDIKNEWS.ID, Makassar – Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof HM Nurdin Abdullah, berharap, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar menjadi bandara terpadat setelah Bandara Soekarno Hatta Jakarta.

“Kita berharap Sulawesi Selatan ini salah satu bandara terpadat setelah Jakarta,” harap Prof Nurdin Abdullah, saat melakukan peninjauan proses pembangunan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Senin 28 September 2020.

Nurdin Abdullah mengaku sangat berbangga sebagai orang Sulawesi Selatan setelah melihat progres pembangunan terminal baru bandara tersebut.

Advertise

“Kita melihat progres penyelesaian pembangunan bandara baru, tentu kita berbangga sebagai masyarakat Sulawesi Selatan bahwa Angkasa Pura masih terus melakukan pengembangan bandara,” jelasnya.

Dirinya berharap, setelah penyelesaian pekerjaan bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar ini, semakin banyak jalur-jalur internasional yang terus dikembangkan, terkhusus untuk para wisatawan mancanegara.

“Mudah-mudahan setelah ini semakin banyak jalur-jalur internasional yang bisa kita tuju. Yang kedua, tentu itu akan berimpact terhadap peningkatan wisatawan kita. Apalagi saat ini konektivitas dari Makassar ke Toraja sudah terbuka. Kita semua berdoa bandara ini agar segera rampung, agar bisa segera bisa kita manfaatkan,” ungkapnya.

Sementara itu, GM Angkasa Pura I, Wahyudi, menjelaskan, pekerjaan terminal baru Bandara Internasional ini sudah mencapai 55.17 persen secara fisik. Sedangkan untuk penggunaan anggaran sudah mencapai 50 persen.

“Untuk target selesai di Oktober 2021 itu sudah full secara operasional, untuk anggarannya sekitar Rp 2,6 triliun dan saat ini progres fisik sudah 55.17 persen, serta yang sudah kita bayarkan sebasar 50 persen,” katanya.

Menurut dia, daya tampung Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar mencapai 15 juta penumpang pertahunnya. “Daya tampung bisa untuk menampung penumpang sekitar 15 penumpang pertahun,” jelasnya.

Editor: Ahmad Rusli