BIDIKNEWS.id, Nasional – Resesi ekonomi ditengah intaian maut pandemi, serbuan TKA seiring melonjaknya angka pengangguran lokal dan hutang negara yang berpotensi mendekati 10.000 U$D, serta maraknya mega korupsi dan keborokan moral sebagian besar aparatur pemerintahan dan para pemimpin.
Hal ini menambah sikap skeptis dan apriori rakyat terhadap kekuasaan yang cenderung anti demokrasi dan represif yang semakin meluas. Sudah pasti semua itu menjadi kekhawatiran dan kegelisahan rakyat. Ketakutan terhadap nasib rakyat dan generasi anak cucunya, maupun keberadaan negara di masa depan.
Bagi pemerintah, semua itu hanya sikap pesimis rakyat. Ketidaktahuan dan belum adanya pemahaman masyarakat. Pemerintah yang notabene diisi oleh orang-orang yang kapabel, kompeten dan akuntabel, meyakini bahwa negara sudah pada trek yang benar. Meski tanpa Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Pemerintah begitu optimis negara akan menjadi berdaulat dalam politik, berdaulat dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Pemerintah terlanjur yakin tanpa visi dan misi yang jelas dan terukur, Indonesia akan menjadi negara “super power”. Hanya dengan intuisi dan improvisasi, perangai pemerintah cukup bisa membawa NKRI sebagai negara kesejahteraan.
Rakyat yang kritis dan menggugat pemerintah, dikategorikan tidak pada kapasitasnya dan tidak memiliki etika dan kepantasan menilai pemerintah. Rakyat yang tidak mematuhi, berseberangan dan apalagi melawan pemerintah merupakan rakyat dengan pikiran sempit, picik dan kerdil, bahkan dianggap anti terhadap Pancasila dan negara.
Menjadi sangat berlebihan dan merupakan kekhawatiran yang terlalu mengada-ada. Saat pentas panggung politik Indonesia secara besar-besaran menampilkan kedigdayaan negara Tiongkok terhadap NKRI. Ada sikap pesimis dan ketakutan dari rakyat Indonesia terhadap negeri yang kekuatan militer dan ekonominya mendunia itu, cenderung menguasai Indonesia.
Soal ideologi, seakan bangsa penganut Pancasila ini mengalami trauma dan phobia terhadap komunisme. Ada catatan hitam dan luka sejarah tak terobati bagi sebagian besar rakyat Indonesia, terkait komunisme yang pernah menjadi bagian dari pemerintahan dan politik di Indonesia, dimana kemudian sejarah mencatatnya, komunis sebagai pengkhianat.
Seluruh tempat di darat dan udara (media sosial), rakyat di desa-desa hingga perkotaan, dari gang-gang dan lorong sempit, hingga gedung-gedung dan dalam perkantoran megah. Orang berpenghasilan minim dan status sosial yang rendah, sampai jabatan dan profesi berkelas. Dari pengangguran dan kaum elit, tak pernah berhenti dan lepas dari pembicaraan tentang pengaruh kekuatan China di Indonesia.
Semua menunjukkan kegelisahan akan hubungan Indonesia dan China yang diperkirakan memberikan dampak buruk bagi keberadaan negara dan keadaan rakyat Indonesia. Hanya politisi, birokrasi dan kongsi-kongsi pedagang-pedagang besar yang terlihat tidak terusik dan risau pada semua kondisi itu. Selama institusi itu menjadi bagian dari korporatisme negara, sejauh itu mereka diam, sunyi senyap. Itupun kata kebanyakan rakyat.
Pemerintah sendiri bergeming dan menilai rakyat tidak memahami apa yang dilakukan dalam mengelola negara. Ketidakmampuan publik menyerap informasi dengan benar dan utuh dan psiko-politik masyarakat yang rentan. Pemerintah menganggap rakyat tidak siap terhadap perkembangan dan tuntutan jaman. Pemerintah seperti ingin menegaskan kepada rakyat, bahwa betapa pentingnya kerjasama antar negara terlebih di era globalisasi.
Sangat “under estimate” menganggap pemerintah Indonesia begitu lemah dan mudah diatur oleh orang China baik orang keturunan yang ada di dalam negeri maupun dari negara asalnya, Pemerintah Indonesia merasakan sesuatu yang wajar dan biasa saja dengan adanya keluhan, kritik bahkan aksi demonstrasi terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap lebih menguntungkan pihak investor atau pinjaman oleh asing, ketimbang menyejahterakan rakyatnya sendiri.
Pemerintah Indonesia sebagai regulator dan penentu kebijakan. Menempatkan negara dengan produk-produk politik, ekonomi dan hukum, sebagai sesuatu yang menjadi maklumat yang harus dipatuhi oleh seluruh warga negara. Rakyat tanpa terkecuali harus tunduk dan melaksanakan semua peraturan dan menjadi instruksi tak terbantahkan.
Menjadi warga negara yang baik yang patuh hukum, atau mendobrak UU. Jika tidak sesuai dengan arahan dan kemauan pemerintah, maka rakyat pantas mendapat hukuman. Pemerintah dengan kewenanan sebagai pengelola negara bisa membelenggu hak-hak rakyat dan atau mengeksekusi bagi yang melanggar atau memberontak terhadap peraturan pemerintah.
Rasanya rakyat memang harus melaksanakan kewajibannya dibandingkan menuntut haknya. Negara telah menjamin kehidupan rakyat yang dipandang hakiki oleh pemerintah. Rakyat setidaknya mendapat makanan, memiliki tempat tinggal, dan pakaian yang layak. Kebutuhan-kebutuhan yang lain sangat bergantung pada perspektif pemerintah. Sebagai pendukung bisa juga dinilai dengan membandingkan standar hidup rakyat di negara-negara lain.
Pemerintah begitu yakin, mereka telah bekerja dengan baik dan berprestasi. Pelayanan terhadap rakyat telah memenuhi apa yang menjadi amanat konstitusi. Termasuk dalam menafsirkan makna “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat”.
Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, telah menyusun para menteri sebagai pembantunya dalam menjalankan roda pemerintahan. Kabinet kerja dan program ekonomi yang berjilid-jilid itu, merupakan tim yang digadang-gadang terdiri dari unsur profesional dan akademisi. Begitu ramping, bebas dari intervensi partai politik, bukan tuntutan dan titipan relawan atau sebagai balas budi cukong penyandang dana kampanye pilpres.
Kabinet pemerintahan yang diberi nama sesuai tagline sosok sang presiden, yaitu kabinet kerja. Oleh pemerintah sendiri diklaim telah berhasil melakukan proses percepatan pembangunan dan menciptakan kesejahteraan rakyat di pelbagai bidang. Seperti kehidupan ekonomi, politik, pertahanan keamanan dan demokratisasi.
Opini ini ditulis Oleh Yusuf Blegur
Pekerja sosial dan Aktivis Yayasan Human Luhur Berdikari
-
TIDAK ADA DI YOUTUBE! | LAGU PERJUANGAN MAHASISWA TERKEREN (AWAN HITAM)
Lagu ini sudah lawas dan belum diketahui siapa penciptanya. Dinyanyikan ulang oleh Kak Ale... -
TEWAS DI TANGAN POLISI. INI PENJELASAN PENGACARA ARFANDI ARDIANSYAH
TERBUNUHNYA MUH. ARFANDI ARDIANSYAH DI TANGAN POLISI
Peristiwa ini bukan baru sekali terjadi, deretan Kasus Abuse of Power di Indonesia masih saja terus bergulir walau pekikan suara Demokrasi terus didengungkan aktivis.
Penyalahgunaan wewenang oleh Polisi dalam menangani perkara terus saja mengganggu perhatian publik. Di Makassar, sebelum tewasnya Arfandi, ada juga deretan peristiwa naas terbunuhnya korban di tangan polisi juga masih terproses, mulai dari Kahar Dg. Sibali yang meregang nyawa di tangan Polisi dengan luka lebam di sekujur tubuh bukti penyiksaan sebelum meninggal,
Andi Lolo, Napi Narkoba Lapas Bollangi juga merupakan bagian dari deretan Kematian penuh misteri di tangan Polda Sulsel, dijemput di Lapas Narkoba Bollangi lalu tetiba meninggal dunia dengan luka lebam di sekujur tubuh. Pembelaan demi pembelaan juga terus digaungkan aparat, namun tak bisa ditampik kematian yang meninggalkan jejak dari tubuh korban diduga kuat usai disiksa hingga tewas.
Muh. Arfandi Ardiansyah tidak terlepas dari deretan kasus ini. Ditangkap dan tetiba meninggal dengan luka lebam, lalu dituduh Bandar oleh Kasat Narkoba Polrestabes Makassar Kompol Doli M. Tanjung, walau akhirnya dianulir oleh Komandannya Kapolrestabes bahwa Arfandi bukan bandar. Namun bukan disitu titik permasalahannya, apapun keterangan dan upaya, Arfandi telah meninggal di tangan Polisi dengan penuh misteri. Luka lebam adalah rekam jejak yang tak bisa ditampik yang ditinggalkan oleh Polisi oleh karena meninggal ditangan aparat.
Akhirnya kita ucapkan Innaalillaahi wa innaa ilaihi rooji’un terhadap penegakan hukum di negara yang menjunjung tinggi tata aturan Perundang undangan….
Makassar, 17 Mei 2022
@Sya'ban Sartono & Team - Penasehat Hukum keluarga Korban -
KONFERENSI PERS | TERBUNUHNYA MUH. ARFANDI ARDIANSYAH DITANGAN POLISI
-
SUASAN HALAL BIHALAL TINGKAT KECAMATAN PULAU PURA DI LATANG
-
Sarat Budaya & SDA, Dekopira Akan "Disulap" Jadi Destinasi Wisata Kampung Budaya, Mhn Doa & Dukungan
BIDIKNEWS.id, Alor - Banyak yang belum mengetahui dan mengenal secara umum sejarah dan kebudayaan Dekopira. Kampung kecil yang sarat akan budaya dan Sumber Daya Alam (SDA) ini merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terletak di Desa Batu, Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Dekopira mulai dikenal dengan atraksi-atraksi (adat-istiadat) kebudayaan mulai dari Tarian Penjemputan Tamu (Tari Wadi), Tabur Benih, Marang Apa, Tarian Siri Pinang (Menjamu Tamu), Silat Kampung, Rongge, Tari Rotan, Lego-Lego Ritual Makan Baru dan masih banyak lagi atraksi lainnya.
Dekopira sendiri memiliki 3 Kebudayaan, yakni Pertanian, Perkawinan dan Pembangunan yang terus-menerus diwariskan dan dilakukan hingga saat ini.
Disisi Sumber Daya Alam (SDA), Dekopira memiliki sumber mata air yang mengairi 4 kampung yang ada di Desa Batu, yakni Dekopira, Tuabang, Lamahule dan Bakalang yang merupakan Pusat Kota Desa Batu dan Kecamatan Pantar Timur.
Ada juga buah-buahan, seperti Kelapa, Jambu Mente, Kujawas (Jambu Batu), Pisang, Jeruk, Tuak dan Sopi (Minuman Alkohol), Siri Pinang, Kenari, Kemiri dan masih banyak lagi Sumber Daya Alam lainnya.
Di Dekopira ini juga, ada tempat-tempat yang bisa dijadikan spot-spot pemandangan maupun swafoto untuk menikmati alam bebas.
Oleh karena itu, masyarakat Dekopira dan secara umum kita semua sudah sepatutnya memberikan warna baru melalui bidang Kebudayaan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan sebagainya untuk dipertunjukkan di tingkat Kabupaten, Propinsi maupun tingkat Pusat.
Telah lama menjadi pergumulan masyarakat Dekopira khususnya masyarakat adat dan anak muda untuk menata kampung ini menjadi sebuah Ikon Destinasi.
Terbaru, melalui Sanggar Wadi Onong Tou Alang Tou Dekopira mengundang seluruh elemen baik dari Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, RT/RW setempat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Tokoh Masyarakat, Pegiat Pariwisata, serta Orang Baik untuk menginisiatif adanya Wisata Kampung Budaya Dekopira.
Hal itu terjawab pada rapat yang digelar Sanggar Wadi Onong Tou Alang Tou Dekopira, Minggu 10 April 2022 di Dekopira, Dusun 1 Desa Batu, Kecamatan Pantar Timur, Alor-NTT yang dihadiri Camat Pantar Timur Ibrahim Dolu, SH., Kepala Desa Batu Situti Noor, RT/RW setempat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Tokoh Masyarakat dan seluruh elemen terkait dalam rangka sosialisasi dan perencanaan pembangunan Rumah Adat/Pondok ataupun Lopo.
Diakhir pertemuan, Camat Pantar Timur Ibrahim Dolu, SH., Kepala Desa Batu Situti Noor, RT/RW setempat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Tokoh Masyarakat bersama Badan Pengurus (BP) Sanggar Wadi Onong Tou Alang Tou Dekopira melihat lokasi yang tidak jauh dari pemukiman penduduk Dekopira untuk didesain menjadi sebuah Ikon Destinasi Wisata Kampung Budaya.
"Lahan harus bersih. (Nantinya) perkampungan adat, destinasi (wisata budaya) Adat dalam kampung. Paling tidak kita harus betul-betul siapkan kuliner (lokal di lokasi ini)," kata Camat Pantar Timur, Ibrahim Dolu, SH., saat meninjau lokasi yang akan disulap menjadi Ikon Wisata Kampung Budaya Dekopira.
"(Bakti Masyarakat) Ini gotong royong satu hari selesai," kata Kepala Desa Batu, Situti Noor., yang juga di lokasi yang sama.
Sementara itu, Badan Pengurus Sanggar Wadi Onong Tou Alang Tou Dekopira mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran para tamu undangan rapat dalam rangka Perencanaan Pembangunan Rumah Adat/Pondok ataupun Lopo untuk menunjang kegiatan Sanggar Budaya di Dekopira ini.
Secara khusus kepada Camat Pantar Timur, Bapak Ibrahim Dolu, SH dan Kepala Desa Batu, Bapak Situti Noor yang walaupun dalam suasana Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan ini, namun bisa meluangkan waktu untuk hadir dalam kondisi siang panas.
Untuk diketahui, Kampung Dekopira terbentuk pada tahun 1520 di pedalaman pegunungan Pulau Pantar, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Kemudian di tahun 1975, masyarakat Dekopira bermigrasi atau berpindah ke lokasi yang saat ini ditempati yang tidak jauh dari pantai.
Dekopira juga dikenal masyarakat setempat dan sekitarnya, merupakan Kampung peradaban. Yang paling unik terkait memeluk agama. Saat ini, masyarakat Dekopira memeluk agama Kristen Protestan.
Sebelum memeluk Agama, di Dekopira juga ditemukan sebuah Al-Qur'an Tua terbuat dari Kulit Kayu yang ditemukan (Moyang) Kari Dasing di Dekopira ratusan tahun lebih yang lalu. (Moyang) Kari Dasing juga yang mengajarkan Syari'at di Desa Batu (Bakalang dan Tuabang) hingga saat ini Al-Qur'an tersebut berada di Tuabang, Dusun 2 Desa Batu, Kecamatan Pantar Timur, Alor-NTT.
Dalam perjalanan hingga pada tahun 1930, kemudian masyarakat memeluk Agama dengan cara undian berburu (babi dan rusa). Dengan hasil berburu mendapatkan babi, sehingga akhirnya memeluk Agama Kristen Protestan hingga saat ini.
Laporan/Editor: Markus Kari -
1 TAHUN SEROJA BERLALU, AMN BERIKAN BANTUAN HINGGA DIKUKUHKAN SBG KELUARGA BESAR Se-LEMBAH MAINANG
BIDIKNEWS.id, Alor - Mengenang satu (1) tahun berlalunya Bencana Siklon Tropis Seroja di sejumlah wilayah Kabupaten Alor, korban terdampak dan masyarakat se-Lembah Mainang terdiri dari 4 Desa yakni Desa Welai Selatan, Malaipea, Fuisama dan Tominuku menggelar Doa Syukur, bertempat di lokasi bendungan Dusun I Mainang, Desa Welai Selatan, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Senin (4/4/2022).
Kebaktian Doa Syukur ini dipimpin Pendeta Matelda Morib, STh., yang saat ini bertugas di Jemaat Imanuel Mainang.
Informasi yang diterima Bidik News, para korban lampiasan Seroja, juga mengundang H. Abdul Majid Nampira beserta Keluarga Besar Nampira di Kalabahi untuk turut ikut merasakan dan menyaksikan Doa Syukur tersebut.
Kehadiran H. Abdul Majid Nampira yang dikenal warga AMN dan juga Calon Bupati Alor 2024 ini tidak lain ialah, masyarakat dan para korban terdampak Seroja se-Lembah Mainang merasa kepedulian dan kekerabatan serta rasa sosial kemanusiaan sosok murah senyum ini sangat tinggi.
Sebelum memulai Doa Syukur, besar ungkapan suara hati para korban yang diwakili oleh Yusup Jetmau di hadapan H. Abdul Majid Nampira dan keluarga besar Nampira serta seluruh masyarakat se-Lembah Mainang yang berkesempatan hadir saat itu.
"Tidak semua orang bisa menengok (rasa kasih) ketika orang bercucuran air mata. Kami keluarga korban merasa kehilangan, namun Bapak (H. Abdul Majid Nampira) memiliki nurani mendalam, menguatkan kami. Bapak memiliki harta hati (kasih) dan kami tidak melupakannya," ungkapan korban Bencana Siklon Tropis Seroja April 2021 lalu, Senin (4/4/2022).
Laporan/Editor: Markus Kari -
SHARING BERSAMA, USAHA PENGOLAHAN HASIL LOKAL. HYUNA KAFE #3
-
SHARING BERSAMA, USAHA PENGOLAHAN HASIL LOKAL. HYUNA KAFE #5
-
SHARING BERSAMA, USAHA PENGOLAHAN HASIL LOKAL. HYUNA KAFE #4
-
SHARING BERSAMA, USAHA PENGOLAHAN HASIL LOKAL. HYUNA KAFE #2
-
SHARING BERSAMA, USAHA PENGOLAHAN HASIL LOKAL. HYUNA KAFE (1)
-
PEMKAB ALOR LAUNCHING DESWITA KALABAHI, BUPATI DJOBO: HARUS MEMBERIKAN MANFAAT ||
BIDIKNEWS.id, Alor - Bupati Alor, Drs. Amon Djobo melaunching atau meresmikan Fasilitas Taman Destinasi Wisata Kota (DESWITA), Kamis (31/3/2022) malam.
Taman Destinasi Wisata Kota dianggap sangat nyaman bagi warga Alor maupun warga yang dari luar ketika ingin mencari suasana baru bersama keluarga karena letaknya yang sangat strategis.
Fasilitas Taman DESWITA yang berada di bagian selatan lapangan sepak bola mini Kalabahi ini, menelan anggaran sebesar 500 juta dari dana CSR Bank NTT tahun 2021.
Bupati Alor Amon Djobo dalam sapaannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bank NTT yang selalu bersinergi dalam pembangunan daerah Alor.
"Terima kasih buat Kepala (Direktur) Bank NTT yang telah memberikan dana CSR sebanyak 500 juta untuk pembangunan (pariwisata) ini," ujar Bupati Alor 2 Periode di hadapan Forkopimda, Kepala Bank NTT Cabang Kalabahi, Pegiat Pariwisata, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat serta pengunjung yang berkesempatan hadir pada acara launching tersebut.
Laporan/Editor: Markus Kari