Ketua PWPM NTT Sentil Ngabalin Soal “Otak Sungsang”

182

BIDIKNEWS.id, Kupang - Buntut pernyataan Ali Mochtar Ngabalin di Twitter yang menyebut Busyro Muqoddas berotak Sungsang mendapat tanggapan balik dari berbagai pihak. Hampir seluruh elemen Muhammadiyah mengecam perkataan Ngabalin beberapa waktu lalu.

Salah satunya datang dari Suhardin Anas, S. Pd I. Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Nusa Tenggara Timur (NTT). Bermula saat Ngabalin merespon kritikan Busyro Muqoddas terkait blundernya seleksi staf dan tes wawasan kebangsaan di tubuh KPK belum lama ini.

Menurut Suhardin Anas, kritikan Busyro Muqoddas mestinya ditanggapi santai saja karena Busyro memiliki kapasitas dan kapabilitas soal KPK, apalagi pernah berada di lingkaran KPK, maka lebih obyektif kritik Busyro ketimbang pembelaan Ngabalin yang tidak punya pengalaman dan atau jabatan dalam internal KPK.

Advertise

Suhardin juga menyesali perkataan itu, ia menganggap selain public figur, Ngabalin adalah Tenaga Ahli Utama KSP yang masih aktif disamping Presiden Jokowi, yang Presiden sendiri beberapa waktu lalu meminta ktitikan dari Masyarakat terkait pengelolaan negara.

Ia berharap, Ngabalin menyatakan itu atas nama pribadi dan tidak mewakili jabatannya di lingkaran istana, namun ia juga yakin, jika publik menangkap dan merespon itu, bahwa pernyataan public figure di media sosial tidak bisa terlepas dari pribadi dan jabatan yang melekat.

"Ngabalin mesti lebih memfilter lagi setiap ucapannya, Ia seorang publik figur, tidak pantas dengan ucapan itu".
Tegas Suhardin Anas kepada Bidik News. Ahad, 16/5/2021.

Ia menambahkan, terkait persoalan peralihan status melalui tes staf KPK, menurutnya itu sudah final dan sesuai Undang-Undang, namun oleh karena KPK dalam tupoksinya sangat berhubungan erat dengan extra ordinary crime, maka butuh proses dialektika yang alot dan tentunya matang.

"Saya meyakini pak Busyro tidak marah soal respon pak Ngabalin karena beliau tidak sekedar tokoh Muhammadiyah namun sudah mejadi tokoh bangsa ini. Saya berharap diksi dan narasi yang dibangun oleh semua pejabat public tidak seperti pak Ngabalin karena akan meruntuhkan martabat diri sendiri dan mencederai jabatannya." Tutup Suhardin dalam keterangan Persnya.

Laporan/Editor : Redaktur Bidik News