HUT Manggarai Timur ke-13, Merajut Kisah, Mengukir Cita-Cita

BIDIKNEWS.id, Manggarai Timur– Pagi tampak cerah tidak seperti biasanya. Tepat Pukul 7:30 Wita, matahari sudah menyelinap, menembusi celah-celah dedaunan pohon-pohon rindang sepanjang jalan menuju Kota Borong. Sehari sebelumnya, Saya mendapat kabar dari Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur, Kanisius Jusdin, bahwa pada hari Senin 23 November, Pemerintah Daerah akan mengadakan pesta rakyat mengenang Hari Ulang Tahun Manggarai Timur ke-13 di Lehong.

Aktifitas manusiapun mulai memadati pelataran Kantor Bupati. Tampak dari kejauhan, Dua kelompok pemuda mengenakan pakaian tarian caci. Reba lomes. begitu sapaan akrab mereka kala mementaskan tarian itu. Kejantanan dan keperkasaan. Itulah motifasinya.

Tidak kalah dengan laki-laki, para gadis juga terlihat begitu anggun menawan. Bergaun songke, bersanggul konde, bermahkota bali-belo. antusias melantunkan syair-syair danding. membentuk pola bulatan, yang konon melambangkan persatuan dan kesatuan hidup orang Manggarai.

Sementara itu, di dalam ruangan Kantor Bupati, sudah berjejer aneka kuliner dan karya seni anak-anak muda. Mereka adalah Pelukis Ludwig Wisang dan komunitas Panser Matimnya, Eman, Perupa asal Desa Compang Kempo. Hadir juga Andri Tule, Founder Kedai Kopi Edelweiss dari Pesi, Wilibrodus Barus bersama siswa/inya, komunitas seni SMA 3 Borong, Romo Hermen Sanusi, komunitas olahan pangan lokal “mie kelor ubi ungu ala SMAK Pancasila Borong dan aneka perhiasan unik karya SMAN 7 Kota Komba. Pameran mereka mampu memikat hati para pejabat pemerintahan yang terus berdatangan setiap waktu.

Satu jam sebelumnya, para hadirin mengikuti apel pembukaan yang dipimpin langsung Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas. Dalam kesempatan tersebut, Agas mengajak para peserta untuk sejenak bersyukur kepada Sang Khalik atas berkatnya sehingga Manggarai Timur boleh merayakan hari ulang tahunnya yang ke-13.

Rasanya, campur tangan Tuhan begitu indah dirasakan dalam rentangan sejarah perjalanan kehidupan Kabupaten Manggarai Timur, sebagai daerah otonom. Bisa dikatakan, momen tersebut merupakan peristiwa iman yang patut disyukuri.

Sekilas Kisah Pembentukan Kabupaten Manggarai Timur

Dalam rekam peristiwa, mengutip buku mengibar bendera, Pledoi Moral pembentukkan Kabupaten Manggarai Timur, karya Kanis Lina Bana, wacana pemekaran ternyata telah digullirkan sejak 1986. Berbagai elemen masyarakat berjuang agar Kabupaten Manggarai dibagi menjadi tiga yakni Manggarai Barat, Manggarai Tengah dan Manggarai Timur kala itu. Wacana ini lahir dari kesadaran bahwa wilayah Manggarai terlalu luas. Jika dimekarkan, kualitas pelayanan publik akan lebih baik dan tepat sasaran.

Wacana Pembentukan Kabupaten Manggarai Timur terus diperjuangkan dan disuarakan, namun belum menjadi arus utama. Antara akhir dekade 1980-an hingga akhir dekade 1990-an, wacana itu seperti kehilangan momentum. Ada namun belum melonjak ke permukaan.

Sekitar tahun 2000 wacana pembentukan Kabupaten Manggarai Timur kembali bergulir. Tonggaknya adalah pernyataan dukungan dari DPRD Kabupaten Manggarai terhadap usulan pemekaran Kabupaten Manggarai menjadi tiga kabupaten. Dukungan itu tertuang dalam pernyataan Nomor 1/Perny.DPRD/2000 tanggal 29 Mei 2000. Dukungan tersebut ditindaklanjuti melalui keputusan politik lembaga DPRD Manggarai Nomor 06/DPRD/2002 tanggal 10 Agustus 2002. Selama lima tahun, aspirasi ini timbul-tenggelam-mengendap namun hidup dalam hati masyarakat.

Sejak tahun 2005, dukungan terhadap pembentukan Manggarai Timur mendapatkan angin segar. Dimulai dengan surat usulan Bupati Manggarai Nomor Pem. 135/22/I/2006, Keputusan DPRD Kabupaten Manggarai Nomor 03/DPRD/2006 tanggal 4 Februari 2006, Keputusan Nomor 04/DPRD/2006 tanggal tanggal 15 Februari 2006 dan Keputusan Nomor 05/ DPRD/2006, tanggal 17 Februari 2006. Usulan Gubernur NTT Nomor Pem. 135/04/2006 tanggal 27 Januari 2006 dan Keputusan DPRD Provinsi NTT Nomor 4/PIMP.DPRD/2006 tanggal 1 Februari 2006.

Dengan melihat kebutuhan masyarakat serta dukungan pemerintah, optimisme melingkupi semua elemen yang berjuang untuk membentuk Kabupaten Manggarai Timur. Gerakan bersama untuk memekarkan dan membentuk daerah otonom baru mulai dilaksanakan dengan teratur dan terencana. Jalur politis dan jalur budaya ditempuh. Pendekatan demi pendekatan gencar dilakukan. Puncak dari perjuangan ini adalah lahirnya Undang Undang Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Manggarai Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang disahkan pada tanggal 17 Juli 2007.

Singkat cerita, sejak terbentuknya Manggarai Timur tahun 2007, hingga memasuki usianya yang ke-13, merupakan momentum retrospektif dimana kita kembali menengok masa lalu sebagai mata rantai sejarah sekaligus referensi menapaki masa kini dan masa depan.

Bupati Agas dalam sambutannya berharap agar generasi muda berupaya merancang sebuah formula masa depan berlandaskan realita dan dinamika kekinian tanpa melupakan nilai-nilai pada peristiwa di masa lampau.

Dengan begitu, kata Agas, peringatan HUT ke-13 Manggarai Timur bisa dijadikan sarana mawas diri atau introspeksi diri. Setiap etape kehidupan ini selalu bermakna karena mampu membrikan jawaban atas persoalan kekinian serta responsif dengan tantangan ke depan.

Penulis: Nardi Jaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *